Bahan aktif pestisida yang dilarang di wilayah Negara Republik Indonesia antara lain Dikloro difenil trikloroetan (DDT), Diklorofenol, Monosodium metam arsonat (MSMA), Metoksiklor, Natrium klorat, Senyawa arsen, Etilen dibromida (EDB), Formaldehida, Endosulfan, Leptofos, Klordimefon dan lain-lain (Direktorat Pupuk dan Pestisida, 2011).
Pestisida nabati A. muricata dengan konsentrasi 3% yang diaplikasi dengan interval 3 hari sekali dapat menurunkan intensitas serangan OPT sebesar 58% dan dapat meminimalisir kehilangan hasil padadan fungsinya dalam metabolisme tumbuhan masih belum jelas. Namun kelompok senyawa ini memegang peranan penting dalam interaksi atau persaingan, termasuk melindungi diri dari pesaing (Kardinan dan Wikardi 1994). Metabolit sekunder ini dapat digunakan sebagai bahan aktif pestisida tanaman (Kardinan dan Wikardi, 1997; a. Bahan Aktif dan/atau Bahan Tambahan; atau b. hasil pengujian. Pasal 10 (1) Jenis Bahan Aktif dan Bahan Tambahan yang dilarang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (2) Selain jenis Bahan Aktif dan Bahan Tambahan Uji cepat pestisida dan uji logam berat dilakukan untuk mengetahui apakah buah dan sayur yang beredar memiliki kandungan pestisida yang dibawah ambang batas serta aman konsumsi dan kandungan logam berat yang berada diambang batas aman. Golongan zat aktif pada pestisida yang diuji adalah Carbamat, Organophospate, Phyretroid, Dithiocarbamat, dan Tetapi pengaruh pestisida jenis ini hanya berlangsung singkat, karena pestisida karbamat cepat mengurai didalam tubuh. contoh jenis pestisida yang termaksud golongan ini dilihat dari nama bahan aktifnya (insektisida) adalah : Karbaril, Karbofuran, BPMC, MIPC dan Propoksur. (Ir. Rini Widianto,1988.) Insektida nabati dengan bahan aktif eugenol, sudah banyak dimanfaatkan untuk pengendalian hama penggerek buah kakao (Conopomorpha cramerella), Penggerek Buah Kopi (Hypotenemus hampei), dan Penggerek Pucuk pada tanaman tebu (Scirpophaga nivella) (Wibawanti, et al., 2021). Namun, metil eugenol yang dihasilkan tanaman ruku-ruku masih diperlukan .